Pilpresma
Ushuluddin tahun ini boleh jadi merupakan pilpresma yang paling demokratis dan
kompetitif di masa sekarang. Buktinya adalah dengan semakin banyaknya kandidat
pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mengajukan diri. Terhitung ada empat pasangan calon yang
terdaftar di KPU Fakultas Ushuluddin.
Di urutan
pertama pasangan Faidillah Rijani - Reza Fahrevi. Mereka berkomitmen untuk
membawa dan memperkenalkan nama baik Ushuluddin tidak hanya di tingkat
institut, tetapi lebih jauh lagi ke dunia luar kampus. Mereka juga berjanji
untuk menghapus tradisi senioritas di lingkungan fakultas Ushuluddin.
Adapun
program kerja 100 hari pertama sekaligus menjadi program andalan mereka adalah
pembentukan ITALI USHULUDIN (Ikatan Tali Persaudaraan Intelek Ushuludin). Yaitu
lembaga yang kelak akan menjadi mercusuar perkembangan Fakultas Ushuludin ke
dunia luar. “Agar kita bisa menyebarkan virus-virus Ushuluddin ke dunia luar”
kata Faidillah yang dulunya aktif di divisi infokom BEM FU.
Di urutan kedua ada pasangan H. Usamah –
Muhammad Risqoni. Mereka memiliki program kerja 100 hari pertama yang lebih
realistis, dimana mereka akan memperbaiki sistem BEM FU kemudian memilih
orang-orang yang tepat mengisi sistem kabinet tersebut. Mereka juga akan berupaya
merangkul semua HMJ untuk membentuk
sistem yang solid antar lembaga. Kedepan mereka akan membentuk Diskusi Lintas
Jurusan untuk mengembangkan khazanah pemikiran Islam di lingkungan Fakultas
Ushuluddin.
Mereka juga
berjanji untuk mewakili aspirasi-aspirasi para mahasiswa agar bisa
direalisasikan. Salah satunya adalah penyamarataan hak dan kewajiban antara
mahasiswa Program Khusus (PK) dengan mahasiswa Reguler untuk menghilangkan
jurang peerbedaan antar keduanya.
Pasangan
yang berada di urutan ketiga adalah H. Muhammad Iswandi dengan Zainal Abidin. Latar
belakang mereka ingin memimpin mahasiswa Ushuludin adalah untuk membentuk iklim
persatuan dan kesatuan antar mahasiswa. Dan salah satu misi andalannya adalah untuk
menjembatani jurang pemisah antara mahasiswa PK dengan mahasiswa reguler.
Karena mereka berdua adalah merupakan gabungan antara mahasiswa reguler (M
Iswandi) dan mahasiswa PK (Zainal Abidin) Caranya dengan membawa semangat
toleransi antar jurusan di Fakultas Ushuludin.
Adapun
program kerja mereka 100 hari kedepan adalah mengadakan diskusi ilmiah baik di
tiap jurusan, antar jurusan, maupun antar fakultas, guna menjembatani perbedaan
dan membina persatuan. Program lain yang akan segera dilaksanakan adalah mengadakan kaderisasi bagi mahasiswa
Ushuludin untuk menjaga regenerasi kepemimpinan di Fakultas Ushuludin.
Untuk
program jangka panjang, mereka berencana untuk terus memfasilitasi para mahasiswa
Ushuludin. Terutama di bidang intelektualitas dan seni.
Di urutan ke
empat adalah pasangan Muhammad Habibi dengan Ahmad Zakki Zamani. Pasangan ini mempunyai
program kerja 100 hari yang lebih terarah dan nyata. Dalam 100 hari pertama
mereka, targetnya adalah: membenahi KBM FU, membentuk Kelompok Studi Mahasiswa
(KSM) lintas jurusan, koran dinding, serta pelaksanaan PKMD FU yang
direncanakan bulan Februari 2012.
Selain itu,
ada program lain yang juga ingin dicapai selama priode kepemimpinan mereka (jika
terpilih) yaitu, KSM Award (sebagai program andalan) dan Gerak Bakti
Ushuluddin.
Mengenai
para kandidat ini, M.Rusydi M.Ag yang menjadi salah seorang panelis dalam acara
debat kandidat memberikan pendapatnya. Menurutnya persaingan presma tahun ini cukup kompetitif dan
variatif. Dengan beragam karakteristik, latar belakang jurusan, maupun program
kerja yang ditawarkan oleh masing-masing kandidat. Dalam debat tersebut juga
terlihat intelektualitas, komitmen, dan kemampuan mereka memecahkan masalah.
Adapun menurut beliau yang diharapkan dari setiap kandidat ketika terpilih
menjadi presma-wapresma adalah kemampuannya mengenali kekhasan Fakultas
Ushuluddin dan memperkenalkannya ke luar Ushuluddin.
Masih
menurut M Rusydi, hal lain yang perlu diketahui adalah bagaimana peranan
kader-kader berkualitas ini nantinya? Ketika salah satu kandidat naik menjadi
presiden, apa yang akan dilakukan oleh kandidat lainnya? Apakah menjadi oposisi
atau berkoalisi dalam kabinet? Atau
justru tidak melakukan apapun. Hal itu perlu kita perhatikan lebih
lanjut.(Azis, LPM Sukma)
ya semoga aja planing yang udah direncanakan, bisa dikerjakan secara maksimal