Para wartawan yang hendak meliput kedatangan Sekretaris
Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon di Palangkaraya,
Kalimantan Tengah, Kamis
(17/11/2011) sudah siap sejak sekitar pukul 09.00.

       Mereka telah berkumpul di ruang Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Kalteng. Rabu kemarin, mereka diberi tahu akan disediakan satu bus
khusus untuk rombongan wartawan.

      Hingga sekitar pukul 10.00 wartawan masih santai dan berbincang-bincang hingga
tiba-tiba seorang pegawai negeri sipil (PNS) terburu-buru masuk ke dalam
ruangan Biro Humas dan Protokol Pemprov Kalteng.

      "Siapa diantara kalian yang bisa bawa bus? Saya harus bawa bus lain. Ini
ada kuncinya kalau mau," ujarnya sambil tergopoh-gopoh.

      Para pemburu berita pun terkejut. Pasalnya, bus itu cukup besar dengan daya
angkut sekitar 30 penumpang. Tentu repot jika tak terbiasa mengendarai bus.
Apalagi, bus tersebut harus dipacu cukup laju karena harus mengikuti kendaraan
pengawal.

      Alternatif lain, disediakan mobil mikro bus namun tetap tidak ada wartawan yang
berani mengendarainya. Setelah supir tersebut berlalu, tidak ada kepastian
mengenai kendaraan hingga sekitar pukul 10.30.

     Para jurnalis akhirnya berlari serabutan memacu sepeda motornya masing-masing
ke bandara daripada dilarang masuk karena tempat itu sudah harus disterilkan
sebelum sekjen PBB masuk
                                                                                                                                            
(Sumber: http://banjarmasin.tribunnews.com/read/artikel/2011/11/17/157915/Wartawan-Peliput-Sekjen-PBB-Dipaksa-Nyupir-Bus-Sendiri